Bisnis.com, JAKARTA- Agen Pemegang Merek atau APM yang khusus menjual mobil listrik seperti Neta dan Seres mulai mencatatkan skor penjualan pada Februari tahun ini, meskipun pasar secara keseluruhan mengalami pelemahan.
Dari catatan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), APM yang hanya melego mobil listrik dan mencatatkan skor penjualan adalah Neta dan Seres. Merek yang belakangan merupakan bagian dari DFSK.
Di sisi lain, sebagian besar APM memang telah memiliki lini produk mobil listrik berbasis baterai atau BEV (Battery Electric Vehicle). Namun, hingga Februari, hanya Neta dan Seres yang hanya mempunyai amunisi BEV, berhasil mencatatkan angka penjualan.
Neta pada Februari melego sebanyak 25 unit mobil listrik. Pabrikan asal China ini hanya memasarkan Neta V yang dibanderol sekitar Rp380 juta.
Selama Januari-Februari, Neta total telah menjual 58 unit Neta V secara retail.
Di sisi lain, Seres yang dipasarkan DFSK Indonesia telah terjual sekitar 6 unit secara retail pada Februari. Selama Januari-Februari, Seres E1 model semata wayang membungkus penjualan sebanyak 21 unit.
Baca Juga
Belakangan, pasar mobil listrik banyak dihiasi para pemain baru yang berani bertarung dengan hanya mengandalkan amunisi BEV. Sebut saja merek mobil listrik terbesar di dunia BYD ataupun merek asal Vietnam yakni VinFast.
Namun kedua merek tersebut sejauh ini belum mencatatkan penjualan. BYD dan VinFast sedikitnya memasarkan tiga model BEV di Indonesia.
Catatan positif merek mobil listrik inipun jadi kabar gembira di tengah kelesuan permintaan dalam dua bulan terakhir.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia atau Gaikindo, penjualan mobil secara wholesales mencapai 70.657 unit pada Februari 2024, turun 18,8% bila dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Kemudian penjualan secara retail juga tercatat lesu dengan angka 70.291 unit, turun 16,3% secara year-on-year (YoY). Sementara sepanjang Januari-Februari 2024 atau dua bulan pertama tahun ini, penjualan secara wholesales mencapai 140.274 unit, turun 22,6% secara YoY. Penjualan secara retail juga lesu dengan penurunan 15%.
Menanggapi hal ini, Ketua I Gaikindo, Jongkie Sugiarto mengatakan pasar domestik cenderung melemah lantaran pertumbuhan ekonomi Indonesia masih belum meningkat. “Pasar masih lemah, meskipun banyak merek-merek baru yang diluncurkan dengan harga terjangkau. Kami berharap bulan-bulan mendatang pasar bisa lebih membaik,” katanya kepada Bisnis, Senin (11/3/2024).