Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan BYD Kian Perkasa, Salip Honda & Nissan di Pasar Global

Penjualan produsen China BYD makin perkasa, menyalip Honda dan Nissan secara global.
Model berpose di samping mobil listrik BYD di sela-sela pembukaan dealer flagship BYD Harmony Sudirman 4S, Jakarta. Bisnis/Himawan L Nugraha
Model berpose di samping mobil listrik BYD di sela-sela pembukaan dealer flagship BYD Harmony Sudirman 4S, Jakarta. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Penjualan produsen asal China, BYD kian perkasa, bahkan menyalip raksasa Jepang seperti Honda Motor dan Nissan Motor secara global.

Mengacu data Nikkei Asia, BYD kini menjadi produsen mobil dengan penjualan terbesar ketujuh di dunia pada kuartal II/2024. Hal itu didorong melesatnya permintaan kendaraan listrik BYD yang dijual dengan harga terjangkau.

Penjualan kendaraan baru BYD tumbuh 40% menjadi 980.000 unit pada periode April-Juni 2024. Di lain sisi, produsen mobil terkemuka, termasuk Toyota Motor dan Volkswagen Group justru mengalami penurunan.

"Sebagian besar peningkatan BYD berasal dari penjualan internasional, yang meningkat sekitar tiga kali lipat pada tahun ini menjadi 105.000 unit," tulis laporan Nikkei Asia dikutip Rabu (28/8/2024).

Kendati demikian, penjualan Toyota masih bertengger di puncak dengan capaian sebesar 2,63 juta unit mobil pada kuartal II/2024. Sementara tiga pabrikan raksasa AS, yakni Ford, General Motors, dan Stellantis juga masih berada di atas BYD.

BYD, dengan mobil listriknya yang terjangkau telah mendapatkan momentum di pasar domestik China, yang menjadi pasar otomotif terbesar di dunia. Alhasil, penjualan BYD juga melonjak sebesar 35% pada Juni di Negeri Tirai Bambu.

Sebaliknya, para produsen Jepang yang kekuatannya ada pada kendaraan bertenaga bensin justru tertinggal. Penjualan Honda di China turun 40% pada Juni, dan produsen mobil itu berencana untuk mengurangi kapasitas produksinya di negara itu sekitar 30%. 

Bahkan di Thailand, di mana perusahaan-perusahaan Jepang menguasai sekitar 80% pangsa pasar, kini berguguran. Misalnya, Suzuki memutuskan menghentikan produksi, sementara Honda mengurangi setengah kapasitas produksinya.

Perlu diketahui, China telah mengekspor sebanyak 2,79 juta kendaraan pada semester I/2024, atau 780.000 lebih banyak dari Jepang. Adapun, BYD membuka fasilitas perakitan kendaraan skala penuh pertamanya di luar negeri, yakni di Thailand. 

Di Indonesia, BYD telah membangun pabrik di kawasan industri Subang Smartpolitan Jawa Barat. BYD juga berencana untuk menambah hub di Hungaria, Brasil, dan Meksiko.

BYD Dijegal di AS dan Uni Eropa

Khawatir dengan potensi dampaknya terhadap produsen mobil dalam negeri, Amerika Serikat (AS) telah menaikkan tarif pada kendaraan listrik buatan China hingga 100%. Sementara itu Kanada sedang mempertimbangkan untuk memberlakukan tarifnya sendiri.

Di lain sisi, Uni Eropa pada Juli juga mulai mengenakan tarif tambahan pada kendaraan listrik buatan China, dan pada pekan lalu mengusulkan untuk menaikkan tarif hingga 36,3%. Alhasil, BYD saat ini berencana untuk membangun pabrik baru di Turki untuk menghindari tarif tersebut.

Bagi pemain Jepang yang tertinggal, pasar Amerika Utara menjadi salah satu harapan, sebab produsen kendaraan listrik China hampir tidak mendapatkan daya tarik di sana karena tarif yang tinggi.

Adapun, karena permintaan kendaraan listrik melambat di Amerika Utara, mobil hybrid dari Toyota dan Honda terbukti populer, namun belum dapat dipastikan apakah mampu akan menutupi penjualan yang merosot di China dan negara-negara lainnya.

Alhasil, Honda bermitra dengan Nissan dan Mitsubishi Motors dalam pengembangan kendaraan listrik, mereka berkolaborasi sebagai upaya untuk bertahan dalam persaingan dengan para produsen asal China.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper