Bisnis.com, JAKARTA - Emiten komponen otomotif, PT Garuda Metalindo Tbk. (BOLT) tengah merancang strategi untuk menggenjot penjualan di tengah penurunan suku bunga acuan yang menjadi katalis positif bagi industri otomotif.
Direktur BOLT Anthony Wijaya mengatakan, pemangkasan suku bunga dapat mendorong permintaan kendaraan roda dua dan roda empat. Alhasil, permintaan terhadap komponen otomotif dan baut tentunya akan ikut meningkat.
"Hal tersebut akan menjadi katalis positif pertumbuhan penjualan perseroan di pasar domestik. Di sisi lain, menurunnya tingkat suku bunga juga akan memudahkan kebutuhan ekspansi di pasar ekspor apabila perseroan memerlukan tambahan kebutuhan modal kerja," ujar Anthony kepada Bisnis, Senin (23/9/2024).
Sebagai informasi, Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga 25 basis poin ke level 6% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI September 2024. Disusul oleh Bank Sentral AS The Fed yang juga memangkas suku bunga 50 basis poin ke level 4,75%-5%.
Lebih lanjut, dia mengatakan, selain dari industri otomotif, beberapa strategi lain dari BOLT adalah perluasan pangsa pasar (market share) di pasar domestik, internasional, serta pengembangan di sektor infrastruktur dan industri lainnya.
"Selain itu, dengan semakin bertambahnya produsen kendaraan listrik asal China yang masuk ke Indonesia, perseroan juga telah masuk ke segmen ini dan melihat potensi pertumbuhan yang semakin kuat," lanjutnya.
Baca Juga
Adapun, BOLT saat ini juga fokus untuk membesarkan ekspor di negara-negara produsen otomotif besar di dunia. Perseroan menambah jumlah pelanggan baru dan produk baru di antaranya Amerika Serikat, Meksiko, Jerman, Thailand dan India.
Menilik laporan keuangan semester I/2024, penjualan ekspor BOLT mengalami kenaikan 17,41% secara year-on-year (yoy) menjadi Rp42,92 miliar, dibandingkan semester I/2023 sebesar Rp36,55 miliar.
Di lain sisi, penjualan lokal perseroan justru turun 9,51% yoy menjadi Rp660,72 miliar, dibandingkan periode 6 bulan pertama 2023 sebesar Rp730,2 miliar.
"Dengan turunnya tingkat suku bunga, kami melihat industri otomotif akan tumbuh lebih baik pada 2025, menimbang suku bunga kredit yang lebih rendah sehingga dapat mendorong permintaan otomotif, meningkatnya disposable income dan income growth," pungkas Anthony.