Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PHK Massal Melanda Industri Komponen Otomotif, Ini Biang Keroknya

PHK massal melanda industri komponen otomotif Indonesia akibat penurunan penjualan kendaraan domestik dan banjir impor mobil listrik. GIAMM berharap insentif pemerintah untuk memulihkan pasar.
Ilustrasi industri komponen otomotif. Gedung pabrik komponen otomotif PT Selamat Sempurna Tbk. (SMSM)/smsm.co.id
Ilustrasi industri komponen otomotif. Gedung pabrik komponen otomotif PT Selamat Sempurna Tbk. (SMSM)/smsm.co.id
Ringkasan Berita
  • Industri komponen otomotif di Indonesia mengalami PHK massal akibat penurunan penjualan kendaraan domestik dan meningkatnya impor mobil listrik completely built up (CBU).
  • Penjualan mobil di Indonesia menurun lebih dari 10% pada periode Januari-Juli 2025 dibandingkan tahun sebelumnya, sementara penjualan mobil listrik meningkat signifikan.
  • GIAMM berharap pemerintah memberikan insentif seperti kebijakan PPnBM-DTP untuk mendukung penjualan mobil domestik dan membantu industri komponen lokal.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA – Gabungan Industri Alat Mobil dan Motor (GIAMM) buka-bukaan mengenai kondisi industri komponen otomotif Tanah Air yang kini dilanda badai pemutusan hubungan kerja (PHK).

Sekretaris Jenderal GIAMM Rachmat Basuki mengonfirmasi bahwa terjadi PHK massal di beberapa perusahaan komponen otomotif, sejalan dengan lesunya penjualan kendaraan di pasar domestik.

"Benar, beberapa anggota GIAMM ada yang mengurangi jumlah karyawan karena penurunan domestik market," ujar Basuki kepada Bisnis, Selasa (26/8/2025).

Lebih lanjut dia mengatakan, kondisi itu diperparah dengan banjir impor mobil listrik (battery electric vehicle/BEV) secara utuh alias completely built up (CBU) yang kian menggerus penjualan komponen lokal.

"Sudah market turun, ditambah banyaknya CBU masuk, baik EV maupun truk. Artinya suplai anggota GIAMM ke pabrikan mobil semakin sedikit," jelasnya.

Mengacu data Gaikindo, sepanjang Januari-Juli 2025, total penjualan mobil wholesales sebanyak 435.390 unit, atau merosot 10,1% (year-on-year/yoy) dibandingkan periode yang sama pada 2024 sebanyak 484.250 unit.

Penjualan mobil secara ritel pun menyusut 10,8% menjadi 453.278 unit, dibandingkan pada 7 bulan pertama 2024 yang sebanyak 508.041 unit.

Di lain sisi, penjualan wholesales mobil listrik murni pada 7 bulan pertama 2025 tembus sebanyak 42.178 unit. Bahkan, angka itu nyaris melampaui capaian penjualan mobil listrik sepanjang 2024 di angka 43.188 unit.

Sementara itu, ada enam perusahaan yang terdaftar dalam program insentif impor mobil listrik, di antaranya yakni BYD, VinFast, Geely, XPeng, GWM, dan PT National Assemblers.

Kendati demikian, Basuki mengatakan, sejauh ini belum diketahui berapa jumlah karyawan perusahaan komponen yang terdampak PHK massal tersebut.

"Kalau data angka spesifik, anggota GIAMM tidak memberikan ke kami, informasi yang diterima bervariasi antara 3% sampai 23% [karyawan terdampak]," katanya.

Alhasil, GIAMM pun berharap bahwa pemerintah dapat memberikan insentif untuk menggenjot penjualan mobil domestik seperti saat pandemi Covid-19 silam.

Sebagai pengingat, pada awal 2022, pemerintah kembali memperpanjang kebijakan insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) Ditanggung Pemerintah (DTP) sebagai bagian dari stimulus pemulihan industri otomotif nasional. Terbukti, penjualan mobil pada 2022 tembus di atas 1 juta unit.

"Yang pasti harapan GIAMM, kalau bisa ada insentif yang bisa menaikkan pasar, seperti zaman Covid-19. Pemberian PPnBM-DTP untuk kendaraan yang punya TKDN di atas 60%, akan sangat membantu supplier otomotif dalam negeri," pungkas Basuki.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro