Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Simak Rencana Bisnis Astra Otoparts (AUTO) usai Tebar Dividen Rp915,74 Miliar

Astra Otoparts (AUTO) mengungkapkan rencana bisnis pada tahun ini, usai tebar dividen Rp915,74 miliar
astra otoparts/astraotoparts.com
astra otoparts/astraotoparts.com

Bisnis.com, JAKARTA -  Emiten komponen otomotif Grup Astra, PT Astra Otoparts Tbk. (AUTO) baru saja membagikan dividen tunai tahun buku 2024 sebesar Rp915,74 miliar, yang telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Selasa (29/4/2025).

Adapun, dividen yang dibagikan AUTO tersebut memiliki persentase sekitar 45% dari laba bersih pada 2024 lalu yang sebesar Rp2,03 triliun.

Direktur PT Astra Otoparts Sophie Handili pun mengungkapkan sejumlah rencana bisnis perseroan pada tahun ini. Salah satunya yakni memperluas pasar ekspor komponen otomotif di tengah gejolak perdagangan global akibat kenaikan tarif Amerika Serikat (AS).

"Kami memiliki strategi jangka panjang untuk memperkuat keberlanjutan ekspor melalui diversifikasi pasar ekspor secara proaktif," ujar Sophie kepada Bisnis, dikutip Rabu (30/4/2025).

Perlu diketahui, saat ini pasar ekspor utama AUTO masih didominasi oleh negara-negara di kawasan Asia, Timur Tengah, dan Afrika. Menurut Sophie, wilayah ini memiliki permintaan yang cukup stabil terhadap produk-produk komponen otomotif AUTO.

Sophie mengatakan strategi ini dilakukan melalui penguatan kemitraan global, peningkatan kualitas dan standar produk sesuai regulasi internasional, serta pemanfaatan jaringan distribusi yang lebih luas. 

"Kami percaya bahwa dengan inovasi berkelanjutan, efisiensi operasional, dan pemahaman yang mendalam terhadap kebutuhan pasar, AUTO dapat terus memperluas jangkauan ekspornya dan memperkuat posisi sebagai pemain global di industri komponen otomotif," tuturnya.

Terkait dampak kenaikan tarif AS, dia mengatakan ekspor Indonesia ke AS sebagian besar berasal dari sektor non-otomotif. Oleh sebab itu, menurutnya dampak dari pemberlakuan tarif impor tersebut terhadap industri komponen otomotif nasional, termasuk AUTO, relatif terbatas. 

"Kontribusi ekspor ke AS masih tergolong kecil terhadap total ekspor perseroan, sehingga dampak langsung terhadap kinerja kami diperkirakan tidak signifikan," jelas Sophie.

Adapun, strategi untuk memperluas cakupan pasar ekspor tersebut dilakukan AUTO di tengah kondisi lesunya pasar otomotif domestik.

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, total penjualan mobil secara wholesales sepanjang Januari-Maret 2025 mencapai 205.160 unit, turun 4,7% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebanyak 215.250 unit.

Penjualan mobil secara ritel alias dari dealer ke konsumen pun susut 8,9% menjadi 210.483 unit, dibandingkan 3 bulan pertama 2024 sebanyak 231.027 unit. Lesunya penjualan mobil itu juga berdampak terhadap industri komponen otomotif, termasuk AUTO.

"Selain itu, stimulus ekonomi di dalam negeri juga sangat krusial. Dengan meningkatkan daya beli masyarakat dan menggerakkan sektor-sektor strategis, industri otomotif dan komponennya bisa tetap tumbuh meskipun menghadapi tekanan global," pungkasnya.

Kinerja Kuartal I/2025

Menilik kinerja keuangan terbarunya, PT Astra Otoparts Tbk. (AUTO) mencatatkan kinerja positif sepanjang kuartal I/2025 dengan menorehkan kenaikan laba bersih dan pendapatan.

Berdasarkan laporan keuangan di laman Bursa Efek Indonesia (BEI) laba bersih AUTO naik 6,43% secara year-on-year (YoY) menjadi Rp505,57 miliar, dibandingkan periode 3 bulan pertama tahun 2024 sebesar Rp475,02 miliar.

Seiring tumbuhnya laba bersih perseroan, pendapatan bersih AUTO juga terpantau naik 6,45% menjadi Rp4,89 triliun sepanjang kuartal I/2025, dibandingkan periode sama 2024 sebesar Rp4,59 triliun.

Secara terperinci berdasarkan segmen, pendapatan AUTO ditopang dari manufaktur komponen otomotif sebesar Rp2,63 triliun, diikuti segmen perdagangan sebesar Rp2,25 triliun. Pendapatan itu dikurangi biaya eliminasi sebesar Rp378,39 miliar.

Adapun, penjualan pihak ketiga lokal AUTO naik 4,34% YoY menjadi Rp2,71 triliun, sedangkan penjualan ekspor pihak ketiga juga naik menjadi Rp437,07 miliar dibandingkan kuartal 1/2024 sebesar Rp397,19 miliar.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper