Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Daihatsu Beberkan Penyebab Lesunya Pasar Otomotif per Mei 2025

Daihatsu mengungkap beberapa penyebab lesunya pasar otomotif per Mei 2025.
Daihatsu meluncurkan All New Astra Daihatsu Ayla Model di Jakarta, Rabu (15/2/2023) - BISNIS/Anshary Madya Sukma.
Daihatsu meluncurkan All New Astra Daihatsu Ayla Model di Jakarta, Rabu (15/2/2023) - BISNIS/Anshary Madya Sukma.

Bisnis.com, JAKARTA -  PT Astra Daihatsu Motor (ADM), yang dinaungi oleh PT Astra International Tbk. (ASII) blak-blakan terkait penyebab lesunya penjualan mobil sepanjang 5 bulan pertama 2025.

Mengacu data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) periode Januari-Mei 2025, total penjualan mobil wholesales turun 5,5% year-on-year (yoy) menjadi 316.981 unit, dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebanyak 335.405 unit.

Sementara itu, penjualan mobil nasional secara ritel pun susut 9,2% menjadi 328.852 unit, dibandingkan 5 bulan pertama 2024 sebanyak 362.163 unit.

Marketing & Customer Relations Division Head Astra International Daihatsu Sales Operation Tri Mulyono mengatakan, penjualan mobil secara ritel alias dari dealer ke konsumen terdampak pelemahan daya beli dan kenaikan pajak.

"Terdapat beberapa faktor penyebab penurunan angka penjualan ritel pada tahun ini, di antaranya melemahnya daya beli masyarakat, perubahan regulasi pajak seperti kenaikan PPN menjadi 12% dan kebijakan opsen di beberapa daerah," ujar Tri kepada Bisnis, dikutip Kamis (12/6/2025).

Sebelumnya, Daihatsu menyebut bahwa pungutan opsen pajak di sejumlah daerah turut berdampak terhadap kenaikan harga jual mobil perseroan secara on the road (OTR).

Per April 2025, beberapa daerah yang sudah mengimplementasikan opsen pajak yakni Jawa Tengah, Sumatra Barat, Bangka Belitung, dan Sulawesi Selatan. Alhasil, harga mobil Daihatsu mengalami kenaikan Rp4 juta hingga Rp5 juta secara OTR.

"Selain itu, meningkatnya pembiayaan berisiko atau non-performing financing [NPF], memberikan dampak penurunan penjualan unit kendaraan pada awal 2025," katanya.

Menurutnya, untuk lebih mendorong daya beli masyarakat terhadap produk kendaraan roda empat, perlu adanya kebijakan yang menjadi stimulus, terutama dari sisi kemudahan pembiayaan.

Daihatsu pun menyiapkan berbagai strategi untuk mengakselerasi penjualan mobil, terutama menjelang pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025 yang akan digelar pada 24 Juli-3 Agustus 2025 di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD City.

"Menjelang GIIAS 2025, strategi yang akan dilakukan oleh Daihatsu yakni memberikan penawaran berupa kemudahan dalam pembelian tunai, kemudahan dalam proses pembelian kredit, dan juga kemudahan dalam program trade-in," tuturnya.

Sebagai informasi, penjualan mobil Daihatsu secara ritel sebanyak 56.715 unit pada periode Januari—Mei 2025, dengan pangsa pasar 17,2%. Adapun, model low cost green car (LCGC) Daihatsu Sigra menjadi tulang punggung penjualan perseroan, kala pasar otomotif lesu.

"Kondisi yang menantang ini juga dirasakan oleh hampir semua brand otomotif di Indonesia. Untuk Daihatsu sendiri, yang menjadi tulang punggung penjualan adalah Sigra sebesar 17.823 unit dengan kontribusi 31% terhadap total penjualan ritel," jelas Tri.

Setelah itu diikuti oleh Gran Max Pick Up sebesar 14.849 unit atau 26%, Terios sebesar 6.874 unit (12%), Ayla sebesar 6.192 unit (11%), dan Gran Max Minibus sebesar 5.339 unit (9%).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper