Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nissan Minta Tunda Pembayaran ke Pemasok Imbas Tekanan Finansial

Nissan meminta penundaan pembayaran ke para pemasok karena mengalami tekanan finansial
Logo Nissan Motor/nissan-global.com
Logo Nissan Motor/nissan-global.com

Bisnis.com, JAKARTA – Produsen mobil asal Jepang, Nissan Motor Co. Ltd. dikabarkan telah meminta penundaan pembayaran kepada sejumlah pemasoknya di Inggris dan Uni Eropa sebagai langkah untuk menjaga likuiditas perusahaan. 

Langkah ini mencerminkan upaya Nissan untuk memperkuat posisi kas jangka pendek mereka di tengah tekanan finansial yang masih berlanjut. Pasalnya, Nissan mencatat kerugian bersih sebesar US$4,5 miliar pada tahun fiskal yang berakhir Maret 2025.

CEO Nissan, Ivan Espinosa yang mulai menjabat sejak April 2025, mengumumkan rencana pemangkasan biaya sebesar 500 miliar yen atau sekitar Rp56 triliun dalam dua tahun ke depan. 

Strategi ini mencakup pemutusan hubungan kerja (PHK) sekitar 15% dari total tenaga kerja global serta melakukan penutupan tujuh pabrik.

Melansir Reuters pada Senin (30/6/2025), Nissan menjelaskan bahwa mereka menawarkan opsi kepada pemasok untuk memilih skema pembayaran fleksibel tanpa biaya tambahan. 

“Mereka [pemasok] dapat memilih untuk dibayar segera atau memilih pembayaran yang ditunda dengan bunga,” tulis Nissan dalam pernyataan resminya.

Permintaan penundaan pembayaran disebut akan memungkinkan Nissan mencatat posisi kas lebih kuat pada penutupan kuartal II/2025, mengikuti pola serupa yang terjadi pada akhir tahun fiskal sebelumnya. 

Beberapa pembayaran yang seharusnya dilakukan pada Juni disebut akan ditunda hingga 15 Agustus atau bahkan diundur ke September 2025.

Nissan memperkirakan arus kas bebas negatif sebesar 550 miliar yen, atau sekitar US$3,8 miliar pada kuartal ini untuk segmen bisnis otomotifnya. Angka itu anjlok dibandingkan defisit 303 miliar yen pada periode yang sama tahun lalu. 

Adapun, target penghematan Nissan senilai 150 juta euro atau sekitar US$175 juta, yang bisa dicapai melalui penundaan pembayaran. 

Salah satu opsi adalah pemberian imbalan bagi pemasok yang menyetujui keterlambatan, sementara opsi lain memungkinkan pembayaran tepat waktu oleh pihak ketiga, seperti HSBC, yang kemudian ditagih ke Nissan dengan bunga.

Dalam dokumen tertanggal Oktober 2024, Nissan memperkirakan potensi penguatan arus kas bebas hingga 59 juta euro dengan memperpanjang pembayaran ke lebih dari 12 pemasok, termasuk penyedia tenaga kerja, ManpowerGroup di Inggris serta perusahaan logistik Mitsui OSK Lines. 

Saat ini, Nissan memiliki cadangan kas dan setara kas sebesar 2,2 triliun yen atau sekitar US$15,1 miliar. Namun, peringkat utang telah diturunkan oleh tiga lembaga pemeringkat utama. Penurunan peringkat lebih lanjut akan menyulitkan upaya pendanaan di masa depan karena berisiko gagal bayar.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper