Bisnis.com, JAKARTA — Pabrik otomotif asal Jepang, Toyota membangun pabrik hidrogen pertama di Australia. Pabrik ini tepatnya berlokasi di Altona, Melbourne.
Mengutip Carscoops, Senin (5/4/2021), Toyota menilai hidrogen berkelanjutan akan memainkan peran kunci dalam mengisi bahan bakar kendaraan ramah lingkungan.
Salah satu produk raksasa otomotif Jepang ini, Toyota Mirai mampu melaju hingga 650 kilometer dalam sekali pengisian bahan bakar tanpa menghasilkan emisi karbon.
Patrick Hartley, selaku CSIRO Hydrogen Industry Mission menyatakan bahwa pabrik baru Toyota akan memberikan kontribusi sangat besar bagi sektor transportasi di Australia dalam proses transisi ke energi yang ramah lingkungan.
Adapun Toyota telah menjual Mirai bertenaga hidrogen di Jepang dan AS selama tujuh tahun. Namun ekspansi pasar Australia mereka terbatas karena minimnya infrastruktur pendukung.
“Secara global, Toyota berkomitmen untuk mencapai nol CO2 dari kendaraan dan pabriknya di bawah Toyota Environmental Challenge 2050 dan commissioning fasilitas pengisian bahan bakar hidrogen kami di sini hari ini adalah langkah penting untuk mencapai tujuan itu,” kata Presiden dan CEO dari Toyota Australia Matthew Callahor.
Sementara itu, stopkontak hidrogen bertenaga surya diharapkan dapat menghasilkan sebanyak 80 kilogram hidrogen per hari, yang akan disimpan di bank tabung penyimpanan pada tekanan sedang dan tinggi.
Sebelumnya, saat berkunjung ke Jepang, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita bertemu dengan sejumlah pabrikan otomotif, satu di antaranya Toyota.
Australia menjadi satu bahan jualan untuk mendorong pabrikan otomotif Jepang menanamkan investasi baru terkait kendaraan listri. Dia menjelaskan bahwa saat ini Indonesia memiliki kerja sama ekonomi komprehensif dengan Austalia dalam kerangka Indonesia-Australia Comprehensive Economic Agreement (IA-CEPA). IA-CEPA memberikan keistimewaan bagi Indonesia untuk mengekspor mobil listrik dan hybrid ke sana.
Melalui perjanjian tersebut, Australia memberlakukan qualifying value content (QVC) produk mobil listrik dan mobil hybrid yang lebih rendah untuk Indonesia dibandingkan dengan negara-negara lain.
QVC adalah perhitungan nilai tingkat kandungan dalam negeri (TKDN). Di dalam IA-CEPA, Australia mengizinkan Indonesia mengekspor mobil listrik dan hybrid dengan QVC sebesar 35 persen.
Padahal, Australia mematok syarat QVC kepada negara lain sebesar 40 persen. Namun, keistimewaan itu tidak diberlakukan bagi ekspor mobil konvensional dari Indonesia. Australia masih membebankan nilai QVC sebesar 40 persen bagi impor mobil konvensional asal Indonesia.