Bisnis.com, JAKARTA – Kelangkaan cip atau semikonduktor masih menjadi ancaman produsen otomotif, termasuk sepeda motor. Industri tersebut tengah menghadapi gejolak kenaikan harga material, energi, hingga kelangkaan cip yang berpengaruh terhadap tingkat produksi.
Sebaliknya, selama catur wulan pertama tahun ini, sebenarnya konsumsi masyarakat tengah mengalalmi pemulihan. Akan tetapi, produsen sepeda motor mengakui kesulitan dalam pasokan material, sehingga tidak mudah menggarap pasar.
Hal itupun tercermin dari data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI). Asosiasi mencatat distribusi motor dari Januari sampai April atau sepanjang tahun ini (year to date/ytd) untuk pasar domestik sebanyak 1,7 juta unnit, sedangkan ekspor sebanyak 224.236 unit.
Jika dibandingkan periode sama tahun lalu, domestik dan ekspor tentunya mengalami penurunan. Penjualanr domestik selama empat bulan pertama pada 2021 mencapai 1,76 juta unit dan ekspor sebesar 288.035.
General Manager Corporate Communication Astra Honda Motor (AHM) Ahmad Muhibbuddin mengatakan bahwa untuk perusahaannya sendiri, penjualan domestik pada April sebanyak 329.825 unit
“Turun 2,3 persen dibanding Maret 2022 sebanyak 337.523 unit. Turun 6,7 persen dibanding April 2021 sebanyak 353.669 unit,” katanya melalui pesan instan, Rabu (18/5/2022).
Baca Juga
Muhib menjelaskan bahwa untuk ytd, penjualan Honda tahun ini 1,28 juta unit. Realisasi tersebut turun 5,86 persen dari periode sama tahun lalu sebanyak 1,36 juta unit.
Selain karena cip, tambah Muhib, hari kerja yang pendek pada April juga menjadi masalah turunnya penjualan. “Dampak semikonduktor ini kita sedang coba manage. Lagi berat ini industri,” jelasnya.