Bisnis.com, JAKARTA - BMW Indonesia buka-bukaan terkait tantangan dalam menjual kendaraan listrik (electric vehicle/EV), terutama dengan maraknya merek mobil listrik asal China yang juga menimbulkan krisis bagi para produsen otomotif asal Jerman.
Director of Communications BMW Group Indonesia, Jodie O'Tania, mengatakan tantangan terbesar perseroan dalam menjual kendaraan listrik yaitu mengedukasi calon konsumen yang masih banyak meragukan EV untuk pemakaian sehari-hari maupun penggunaan jarak jauh.
Menurutnya, sebagian besar calon konsumen EV baru pertama kali memiliki mobil listrik, sehingga masih ada kekhawatiran terkait daya tahan baterai hingga minimnya infrastruktur pengisian daya (charging station).
“Meskipun edukasi kendaraan listrik sudah cukup lama, tetapi masih banyak sekali yang meragukan. Apalagi kalau mereka pergi keluar kota aman atau tidak, kalau hujan dan banjir bagaimana? Lalu terkait penggantian baterai per 8 tahun bagaimana? Itu yang kami harus komunikasikan," ujar Jodie di Jakarta, dikutip Kamis (19/9/2024).
Terkait adanya persaingan dari merek mobil listrik China, dia mengatakan merek BMW telah berdiri sejak lebih dari seabad yang lalu, dan telah melalui berbagai krisis dan kompetisi.
"Brand BMW itu sudah 108 tahun, dan kami sudah melewati banyak sekali krisis dan kompetisi dari market. Tetapi yang bisa kami katakan adalah kompetisi itu tidak melulu negatif," ujar Jodie.
Baca Juga
Menilik sejarah singkatnya, BMW didirikan pada 7 Maret 1916 sebagai Bayerische Flugzeugwerke (BFW), produsen mesin pesawat terbang.
Kemudian pada 1922, perusahaan ini berganti nama menjadi Bayerische Motoren Werke (BMW). BMW mulai memproduksi mobil pada tahun 1928.
Menurut Jodie, dengan perjalanan 108 tahun tersebut, BMW telah memiliki tempat tersendiri di hati para penggunanya, sehingga kehadiran merek-merek pendatang baru, termasuk dari China tidak terlalu mengusik BMW.
“Jadi sebuah brand itu tidak bisa digantikan hanya dengan ada brand baru masuk kemudian langsung tergantikan. Brand itu sudah menemani pelanggannya, penggunanya sejak lama,” tuturnya.
Sebagai salah satu strategi menghadapi persaingan di kancah elektrifikasi otomotif, BMW menghadirkan model i5 Touring di segmen battery electric vehicle (BEV) yang dibanderol seharga Rp2,2 miliar off the road.
Mobil Listrik China
Sejauh ini di Indonesia, totalnya ada 10 merek China yang paling laris diburu konsumen, di antaranya BYD, Wuling, Chery, DFSK hingga Haval.
Mengacu data Gaikindo, penjualan mobil China pada Agustus 2024 tercatat sebanyak 6.368 unit. Sementara itu, sepanjang Januari-Agustus 2024, penjualan mobil asal Negeri Tirai Bambu tembus 28.817 unit.
Di urutan pertama, Wuling masih memimpin pasar dengan penjualan sebanyak 11.910 unit pada 8 bulan pertama 2024. Sementara itu pada bulan Agustus, penjualan Wuling sebesar 1.866 unit.
Sementara itu, merek China pendatang baru, yakni BYD menduduki peringkat kedua menggeser posisi Chery, dengan penjualan moncer sebesar 6.461 unit hanya dalam 3 bulan. Adapun, penjualan Chery tembus 5.517 unit.
Sebagai informasi, saat ini ada empat model mobil BYD yang tersedia di Indonesia, di antaranya BYD M6 di segmen MPV, BYD Atto 3 di segmen SUV, lalu Hatchback BYD Dolphin, serta sedan BYD Seal.
Sementara itu, untuk merek Wuling di segmen BEV, yakni Wuling Air ev, Wuling Binguo EV, dan Wuling Cloud EV, sedangkan di segmen hybrid, yaitu Wuling Almaz Hybrid.