Bisnis.com, JAKARTA – Pabrikan otomotif asal Jepang, PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) merespons soal adanya fenomena perang harga di antara para produsen mobil asal China di Indonesia.
Deputy Managing Director of 4W Sales & Marketing PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) Donny Saputra mengatakan, perseroan tak tertarik untuk mengikuti strategi pangkas harga layaknya merek mobil China.
Menurutnya, Suzuki akan lebih mengedepankan strategi untuk meningkatkan kualitas atau value dari produk mobilnya sehingga kepercayaan konsumen tetap terjaga.
“Nah, kami harapkan dengan aksi memangkas harga di merek-merek lain itu adalah strategi yang mereka lakukan. Kalau dari kami sendiri kami beranggapan bahwa kualitas produk dan layanan itu yang harus kami jaga dengan baik,” ujar Donny di Jakarta, dikutip Senin (7/7/2025).
Lebih lanjut, dia mengatakan, sejatinya fenomena perang harga di industri otomotif sudah terjadi sejak era 1980-an. Namun, saat ini seiring dengan banyaknya pemain baru yang masuk, alhasil dalam satu segmen bisa terdiri atas sembilan model dan terjadilah kompetisi yang kuat.
Donny menjelaskan, kompetisi di industri otomotif tak melulu soal perang harga. Menurutnya, para pabrikan juga bisa berkompetisi di jenis produk, pelayanan, layanan purnajual dan lain sebagainya.
Baca Juga
“Jadi sampai dengan saat ini kami tidak berencana untuk memangkas harga dari model-model kami. Untuk program penjualan mungkin ada, tapi untuk memangkas harga tidak," tegasnya.
Terlebih, kiprah Suzuki sudah cukup lama di Tanah Air, sejak 1970 atau sudah mencapai 55 tahun. Alhasil, Suzuki tetap akan fokus untuk menjaga kualitas berbagai produk kendaraannya.
“Kami tidak akan mengorbankan kualitas. Dalam hal ini adalah kualitas produk maupun kualitas layanan kami hanya untuk memangkas harga demi kepentingan jangka pendek, dibandingkan dengan hubungan yang akan kami jalin kepada konsumen secara jangka panjang,” pungkasnya.
Adapun, Suzuki telah meluncurkan model SUV Coupe terbaru, Suzuki Fronx yang ditargetkan menjadi tulang punggung (backbone) bagi penjualan domestik maupun ekspor.
Harga Suzuki Fronx dibanderol senilai Rp259 juta hingga Rp319,9 juta on the road (OTR) Jabodetabek. Model tersebut pun telah diproduksi lokal di Pabrik Suzuki Cikarang dan memiliki nilai tingkat komponen dalam negeri (TKDN) sebesar 60% yang akan ditingkatkan secara bertahap.
Sejauh ini, produk domestik menyumbang lebih dari 80% dari total penjualan Suzuki, ditopang oleh model New Carry, XL7, Ertiga maupun APV.
Perang Harga Merek China
Berdasarkan catatan Bisnis, sejumlah pabrikan mobil asal China terpantau menurunkan harga jual mobilnya di Indonesia. Tak tanggung-tanggung, penurunan harganya bisa tembus puluhan juta hingga nyaris ratusan juta rupiah.
Salah satu pabrikan China yang memangkas harga adalah Chery. Saat perdana meluncurkan Omoda E5 pada Februari 2024, pabrikan mobil listrik China itu membanderol harga Rp498,8 juta untuk on the road Jakarta.
Kini, Chery telah melepas nama Omoda sehingga hanya menjadi Chery E5 dan harga jual kendaraan tersebut turun signifikan menjadi Rp399,9 juta. Bahkan, untuk varian Pure, harganya sekarang mulai Rp369,9 juta sehingga penurunan harganya nyaris Rp100 juta.
Selain itu, merek China lainnya yang memangkas harga yaitu BAIC. Model BJ40 Plus yang dirakit lokal jauh lebih murah jika dibandingkan dengan yang diimpor utuh yakni dari Rp790 juta menjadi Rp698 juta, alias mengalami penurunan Rp92 juta.
Terakhir, produsen otomotif asal China, PT Jetour Motor Indonesia juga kembali menurunkan harga jual untuk dua model sport utility vehicle (SUV) andalannya, yakni Jetour Dashing dan X70 Plus. Sejak perdana diluncurkan, Jetour sudah dua kali memangkas harga model kendaraannya.
Jetour Dashing Journey kini turun menjadi Rp348,8 juta dan Jetour Dashing Inspira dengan harga Rp379,8 juta OTR Jakarta. Selain itu, Jetour X70 Plus varian Journey dibanderol seharga Rp359,8 juta dan Jetour X70 Plus varian Inspira dengan harga Rp389,8 juta.